Hari mulai sore ketika hujan reda, aku mulai bersiap untuk pulang.
Mengambil ransel lalu melangkah keluar dari tempat berteduh ini.
Baru saja keluar tiba-tiba aku melihat sesosok yang tidak asing bagiku.
Ia terlihat kepayahan membawa tas gunung, kaki-kakinya terus melangkah meski
kondisi tanah sedikit menanjak. Hari itu tak ada riasan yang menempel di
wajahnya. Namun ia tetap terlihat cantik dengan rambut yang dikuncir.
Tiba-tiba dadaku berdesir. Bagaimana tidak? Dia adalah orang yang pernah
menancapkan luka yang kelewat dalam padaku. Sejak dulu aku sudah mencoba
melupakan semua tentangnya. Dan datang ke tempat ini merupakan salah satu
usahaku.
Hingga akhirnya ia melihatku dan untuk sesaat kami sama-sama saling
diam, mungkin memang pertemuan ini tidak pernah terpikir sebelumnya.
"Hai, kesini
juga?" Ia memecah hening diantara kita berdua.
"Iya, ini baru aja
turun"
"Naik lagi yuk"
Aku hanya membalas dengan
senyuman.
"Yaudah aku naik
duluan yaa" Ucapnya seolah mengerti apa yang aku rasakan saat itu.
Kemudian iya pergi, tubuhnya perlahan hilang dari pandanganku. Dia meninggalkanku kembali, namun
kali ini dengan perasaan yang berbeda. Entah mengapa aku merasa hidup,
harapan-harapan itu kembali muncul. Seluruh usahaku melupakannya seketika
runtuh begitu saja.