Selasa, 25 September 2018

Sore itu di Ipukan



Hari mulai sore ketika hujan reda, aku mulai bersiap untuk pulang. Mengambil ransel lalu melangkah keluar dari tempat berteduh ini.

Baru saja keluar tiba-tiba aku melihat sesosok yang tidak asing bagiku. Ia terlihat kepayahan membawa tas gunung, kaki-kakinya terus melangkah meski kondisi tanah sedikit menanjak. Hari itu tak ada riasan yang menempel di wajahnya. Namun ia tetap terlihat cantik dengan rambut yang dikuncir.

Tiba-tiba dadaku berdesir. Bagaimana tidak? Dia adalah orang yang pernah menancapkan luka yang kelewat dalam padaku. Sejak dulu aku sudah mencoba melupakan semua tentangnya. Dan datang ke tempat ini merupakan salah satu usahaku.

Hingga akhirnya ia melihatku dan untuk sesaat kami sama-sama saling diam, mungkin memang pertemuan ini tidak pernah terpikir sebelumnya.


"Hai, kesini juga?" Ia memecah hening diantara kita berdua.

"Iya, ini baru aja turun"

"Naik lagi yuk"

Aku hanya membalas dengan senyuman.

"Yaudah aku naik duluan yaa" Ucapnya seolah mengerti apa yang aku rasakan saat itu.


Kemudian iya pergi, tubuhnya perlahan hilang dari pandanganku. Dia meninggalkanku kembali, namun kali ini dengan perasaan yang berbeda. Entah mengapa aku merasa hidup, harapan-harapan itu kembali muncul. Seluruh usahaku melupakannya seketika runtuh begitu saja.