Selasa, 25 September 2018

Dia, Naoko.


Seperti biasanya dia memintaku untuk menemaninya di hari libur. Namun kali ini ada yang berbeda, dia bilang ingin menikmati suasana kota dengan berjalan kaki. Aku menuruti saja.

Karena jarak kami lumayan jauh, kami pun sepakat bertemu di stasiun. Aku melihatnya, dia sangat cantik hari itu, tapi matanya begitu kosong saat menatapku, dan tidak seperti biasanya, kali ini dia lebih banyak diam, dan bahkan tidak menyambutku sama sekali. 

Sudah setengah perjalanan kami mengelilingi setiap sudut kota ini, langkahnya pelan, semakin jauh semakin pelan, mulutnya masih diam sejak pertama kita bertemu di stasiun, tanpa bicara sepatah katapun. Hanya saja tangannya semakin lama semakin kencang menggengam tanganku, seakan-akan ada sesuatu yang ingin dia katakan.

Di sebuah taman dekat sungai kami berhenti, dia masih tetap diam dan menunduk, bibirnya bergetar. Aku tahu ada yang berbeda, tapi aku terlalu bodoh untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sampai akhirnya dia menarikku untuk kembali jalan menuju stasiun tempat kami bertemu, kami berpisah, dia memelukku, lalu masuk ke dalam kereta.