Seperti biasanya dia memintaku untuk menemaninya di hari
libur. Namun kali ini ada yang berbeda, dia bilang ingin menikmati suasana kota
dengan berjalan kaki. Aku menuruti saja.
Karena jarak
kami lumayan jauh, kami pun sepakat bertemu di stasiun. Aku melihatnya, dia
sangat cantik hari itu, tapi matanya begitu kosong saat menatapku, dan tidak
seperti biasanya, kali ini dia lebih banyak diam, dan bahkan tidak menyambutku
sama sekali.
Sudah setengah
perjalanan kami mengelilingi setiap sudut kota ini, langkahnya pelan, semakin
jauh semakin pelan, mulutnya masih diam sejak pertama kita bertemu di stasiun,
tanpa bicara sepatah katapun. Hanya saja tangannya semakin lama semakin kencang
menggengam tanganku, seakan-akan ada sesuatu yang ingin dia katakan.
Di sebuah taman
dekat sungai kami berhenti, dia masih tetap diam dan menunduk, bibirnya
bergetar. Aku tahu ada yang berbeda, tapi aku terlalu bodoh untuk mengetahui
apa yang sebenarnya terjadi. Sampai akhirnya dia menarikku untuk kembali jalan
menuju stasiun tempat kami bertemu, kami berpisah, dia memelukku, lalu masuk ke
dalam kereta.