Pada akhirnya kau dan aku saling menjauh, mulai merangkai kenyataan bahwa kita saling meniadakan satu sama lain; kau sudah menganggapku tak ada dan aku terlalu keras kepala untuk membuktikan bahwa akupun bisa sepertimu; menganggapmu tak ada.
Meski tanpa pernah kau tau bahwa aku masih diam-diam mengikuti langkahmu dari kejauhan, dari jarak yang lebih jauh dari sebelumnya.
Entah sampai kapan aku berjalan di belakangmu, aku hanya tak ingin merusak segala hal yang telah kau impikan.
Pada akhirnya tidak ada yang bisa aku lalukan selain tetap menjaga jarak ini dan menerima kenyataan bahwa kau sudah sempurna berdiri tanpa aku di setiap malammu sebagai orang yang kau jadikan tempat untuk menumpahkan segala keluh kesahmu; dan aku kehilangan satu-satunya pelanggan yang selalu datang menemuiku;
Yang duduk di depanku selama berjam-jam untuk mengadu tentang kekasihmu yang hari itu kembali mengecewakanmu.
Yang duduk di depanku selama berjam-jam untuk menyeka luka yang kau tunjukkan setiap menemuiku.